6 Okt 2013
0 komentar

Anugerah diatas Kekurangan


KEDIRI - Kecantikan. Ya, itulah suatu kata yang identik dan tak pernah luput dari pandangan para kaum hawa. Itu juga merupakan hal yang terindah dalam hidup. Kecantikan bukan untuk dilihat atau didengar, namun biarlah hati yang menjadi "juri" dari segala presepsi tentang kata tersebut. Inilah yang menjadi salah satu tolak ukur kewanitaan yang digunakan oleh sebagian besar orang. 

Laksmi Palupi, seorang perempuan Kediri yang sederhana, baik, dan ramah membawanya pada Finalis Putri Batik yang penyisihannya digelar kemarin (5/10). "Ia senang mengikuti event-event seperti ini, kesenangan itu sendirilah yang ia jadikan sebagai motivasi." ujar guru pendampingnya.

PENENTU JUARA - 4 juri penilai Final Gadis Batik 2013
Hari ini, Final Gadis Batik dimulai. Dibuka dengan beberapa presentasi seperti kemarin, dan kontestan melakukukannya dengan sangat baik. Bertya dengan Bahasa Inggris yang memukau, Rida Arifah dengan ucapan yang lugas dan jawaban yang cermat, Adila dengan gaun yang anggun, dilanjutkan oleh peserta lain yang tak kalah saing. 

Laksmi dengan baju yang sama dengan penyisihan maju menuju ujung panggung. Mengambil microphone tanpa beban. Semua tersentak, terkejut, heran, kagum. Seorang tuna wicara yang sangat tenang dan anggun mencoba mempresentasikan batik pada pakaiannya, tanpa putus asa, berani, dan tanpa rasa rendah diri sekalipun. Sungguh luar biasa sosok putri ini, membuat decak kagum terurai seantero IKCC.

Setelah dera tepuk tangat kepadanya ia kembali ke backstage, disusul finalis Gadis Batik lainnya untuk bergiliran mengambil tempat untuk proses penyeleksian kembali. Dan inilah saat dimana juri menyampaikan hasilnya.

TERBAIK - Laksmi Palupi, Gadis Batik 2013
Laksmi Palupi, seorang siswa SMPLB Bhakti Pemuda berhasil meraih Juara Pertama Gadis Batik KSC 7 2013. Disusul oleh Adila Nayoki Yamayna dari SMAN 5 Kediri. Dan ditempat ketiga adalah Nabilla Tasya F. dari SMPN 3 Kediri.

GADIS BATIK - (dari kiri) Aldila, Laksmi, dan Nabila dengan trofi dan hadiah

"Kriteria penilaian busana batik harus sesuai usia, yakni remaja. Keserasian aksesori serta komposisi busana merupakan faktor penting untuk menghindari kejadian "salah kostum."

"Perlu kami tegaskan, bahwa disini kami memilih tidak berdasarkan rasa empati. Tapi pilihan kami pada Laksmi berdasarkan kesesuaian busana yang dikenakan. Rasa percaya diri dan keberhasilannya menunjukkan dengan kekurangannya dia masih dapat memancarkan aura positif yang mengagumkan".

Manusia memang makhluk yang tak sempurna. Namun kesempurnaan bisa diraih dengan niat, tekad, dan kerja keras. Jangan pernah meremahkan manusia, sebab Tuhan sekalipun tak pernah.(dea)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top